Latar Belakang & Sejarah Konflik Timur Tengah
Oleh : Dr. Jeff Hammond
Refrensi: http://indonesia.faithfreedom.org/forum/duduk-perkara-masalah-palestina-t5368/?sid=1b981bc402c61e2c520d17f5a59f4d71
Ada perang lagi di Timur Tengah.
Hamas dan Israel berperang di Gaza dan di Tepi Barat. Hizbollah dan
Israel berperang di Libanon. Al Qaeda mengancam
melibatkan diri. Apa artinya? Apa latar belakangnya?
Apa nanti kesudahannya? Untuk memahami hal-hal
yang sangat mempengaruhi kedamaian dunia dan
meningkatnya terorisme masa kini, kita harus kembali
dalam sejarah untuk memahami akar masalah yang kini
buahnya sedang kita makan.
Kalau kita tidak belajar dari sejarah maka kita akan
mengulangi kesalahan dan tragedi sejarah.
Dalam seri artikel ini kita akan menyelidiki sejarah
daerah Palestina dari zaman purba sampai masa kini.
Kita akan menyelidiki sejarah kependudukan Palestina,
konflik-konflik, penjajahan bahkan sampai nubuatan
Firman Tuhan tentang masa depan Timur Tengah
supaya kita dapat lebih memahami apa yang ada di
belakang semua konflik masa kini.
Artikel 1: Siapakah Penduduk Asli Wilayah Palestina-
Israel?
Pertanyaan pertama yang kita perlu jawab adalah siapa
mempunyai hak milik atas Palestina dan siapa
penduduk asli di wilayah Palestina atau Israel? Orang
Israel? Sama sekali tidak! Orang Palestina? Juga tidak!
Kalau begitu siapakah penduduk asli wilayah yang
sekarang disebut Palestina dan Israel? Dalam catatan
sejarah sekitar 2000 SM di zaman Abraham, yang
diklaim oleh Yahudi, Kristen dan Islam sebagai bapa
rohaninya, ada 10 suku yang mengembara di wilayah
Palestina, yaitu Keni, Kenas, Kadmon, Kanaan, Feris,
Het, Refaim, Amori, Girgasi dan Yebus (Kej. 15:19-21).
Sepuluh suku itu bukanlah orang Palestina ataupun
orang Israel masa kini.
Bangsa Israel baru masuk dan menduduki wilayah
Palestina pada tahun 1460 SM waktu Yoshua
memimpin Israel untuk menduduki dan menguasai
Kanaan atau wilayah Palestina lalu Israel berjaya di
Palestina setelah Tuhan menghalau 7 suku, yaitu, Het,
Girgasi, Amori, Kanaan, Feris, Hewi dan Yebus (Ul.7:1).
Yerusalem hanya menjadi Ibu Kota Israel dalam
Kerajaan Daud sekitar tahun 1000 SM.
Sejak waktu itu ada banyak kerajaan yang masuk dan
menjajah daerah itu sebelum mereka pun diganti
penguasa lainnya. Sejarahnya sbb:
587 sM. Israel dijajah Kerajaan Babil & Media-Farsi
457 sM Israel diberi kemerdekaan oleh Koresy, Raja
Farsi (Ezra 1)
390 sM. Israel dijajah Mesir
332 sM Israel dijajah Kerajaan Yunani
63M Israel dijajah Kerajaan Romawi
70 M Israel dicerai-beraikan antara berbagai bangsa
dan hanya sedikit orang yang lagi tinggal di wilayah
Palestina.
321M Kaisar Romawi, Konstantin, menjadi Kristen –
masa Bizantin
638M Tentara Jihad mengalahkan Kerajaan Romawi dan
masa kekuasaan Bizantin berakhir dan zaman
kekuasaan Islam mulai di Palestina.
1099-1187M Perang Salib – perebutan Palestina.
Tentara Jihad Islam mengalahkan laskar-laskar Perang
Salib dari Eropa.
1187-1250M Zaman Islam dalam Khalifah Ayyoubit
1250-1516M Zaman Islam dalam Khalifah Mameluk
1516-1917M Zaman Islam dalam Khalifah Ottoman
1918-1945 Zaman Inggris berkuasa di Palestina
1946 Wilayah Palestina dan Trans-Yordan dibagikan
untuk membentuk negara Yordania sebagai negara Arab
Palestina yang diakui PBB.
1948 Israel juga diakui resmi oleh PBB sebagai negara
Yahudi Palestina.
Apa Artinya "Palestina"?
Palestina di sepanjang sejarah tidak pernah merupakan
nama bangsa atau negara. Palestina adalah daerah
geografis saja untuk menunjuk suatu wilayah di Timur
Tengah.
Kata “Palestina” berasal dari Bahasa Ibrani, "peleshet"
yang berarti “Orang Laut”. Yang disebut orang Filistia
atau Filistin adalah para migran yang berasal dari Mesir,
Turki dan Yunani yang pindah ke daerah pesisir Israel
dan tinggal di sana. Antara kota yang didirikannya
adalah Gaza, Askalon, Ashdod, Ekron dan Gat. Dari
zaman Herodotus, orang Yunani menyebut pantai timur
Laut Tengah sebagai "Siria Palestina". Orang Filistin
disebut sebagai keturunan Kasluhim, anak Mesir dalam
Kej. 10:14 dan Kel. 13:17. Orang Filistin terkenal
sebagai bangsa yang melaut dan merupakan suku non-
Semitik, non-Arab dan non-Ibrani, tidak berbahasa Arab
dan tidak pernah berhubungan sama sekali dengan suku
atau kebudayaan Arab.
Jadi, siapakah berhak atas wilayah Palestina-Israel?
Semua sumber sejarah, baik Alkitab maupun Al Qur’an,
menyatakan bahwa tanah Palestina adalah Negeri
Perjanjian yang telah diberikan Allah kepada bangsa
Israel .
Surah Al Maidah 5:20-21,
Keseganan Bangsa Yahudi Mentaati Perintah Nabi Musa
a.s. Memasuki Palestina dan Akibatnya: “Dan ingatlah,
ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku,
ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika Dia mengangkat
nabi-nabi di antaramu dan menjadikan kamu bangsa
yang merdeka. Dan diberikan-Nya kepadamu apa-apa
yang belum pernah diberikan kepada seorangpun di
antara umat yang lain. Hai kaumku, masuklah ke tanah
suci PALESTINA yang telah DITENTUKAN Allah
bagimu.”
Keluaran 6:7,
Perjanjian Allah kepada Musa agar Israel masuk
Palestina sebagai milik Israel : “Aku akan membawa
kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan
memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan
Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi
milikmu; Akulah Tuhan.”
Apa orang-orang Arab masa kini berhak memiliki
Palestina?
Tokoh-tokoh Arab sejak dulu telah mengaku bahwa
tidak pernah ada bangsa Palestina, suku Palestina,
bahasa Palestina atau negara Palestina. Konsep itu
adalah ciptaan modern untuk melawan Israel.
Pada tahun 1937, pemimpin Arab, Auni Bey Abdul Hadi,
telah memberitahu Komisi Peel di Inggris: "Tidak ada
bangsa yang disebut Palestina. Palestina adalah istilah
ciptaan kaum Zionis. Kata Palestina adalah asing buat
kami."
Tahun 1946, Profesor Arab Sejarah Timur Tengah di
Universitas Princeton, Philip Hitti , menyampaikan kepada
Komisi Investigasi Palestina Anglo-Amerika: "Adalah
pengetahuan umum, bahwa tidak pernah ada bangsa
yang disebut Palestina dalam sejarah."
Pada 31 Maret, 1977, Zahir Muhseinwas , Anggota
Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
dikutip dalam koran Belanda sbb:
“Tidak ada rakyat Palestina. Ciptaan negara Palestina
hanyalah sarana untuk melanjutkan perjuangan kami
melawan negara Israel demi persatuan Arab .
Sesungguhnya hari ini tidak ada perbedaan antara
orang Yordan, Palestina, Suria dan Lebanon. Hanya
untuk alasan politik dan demi taktik kami membicarakan
eksistensi rakyat Palestina, karena kepentingan bangsa-
bangsa Arab menuntut agar kami menciptakan
eksistensi “rakyat Palestina" agar melawan Zionisme.
Demi alasan taktik saja, Yordania, negara berdaulat
dengan perbatasan yang sudah jelas, TIDAK dapat
menuntuk klaimnya atas Haifa dan Jaffa, sedangkan
sebagai seorang Palestina, tak diragukan bahwa saya
DAPAT menuntut Haifa, Jaffa, Beer-Sheva dan
Yerusalem . Namun, pada saat kami memperoleh
kembali hak kami atas seluruh wilayah Palestina, kami
tidak akan menunggu satu menit untuk mempersatukan
Palestina dan Yordan.”
Walid Shoebat, seorang mantan aktivis PLO mengaku,
“Bagaimana bisa jadi bahwa pada tanggal 4 Juni 1967,
saya adalah seorang Yordan lalu dalam semalam saja
saya menjadi seorang Palestina? ... Kami tidak
keberatan dengan pemerintahan Yordan. Pengajaran
penghancuran Israel adalah bagian inti kurikulumnya ,
namun kami telah menganggap diri orang Yordan
sampai orang Yahudi kembali menguasai Yerusalem.
Lalu tiba-tiba kami mulai disebut orang Palestina –
mereka mencabut bintang dari bendera Yordan lalu
dalam sekejap mata kami sudah memiliki bendera
Palestina. ”
Artikel 2: Allah Berkuasa di Wilayah Palestina-Israel
Daniel 2
Sejarah Wilayah Palestina-Israel ada di tangan Allah.
Sejak waktu Allah berfirman kepada Musa dalam
Keluaran 6:7, Palestina dinyatakan sebagai milik Allah
sendiri yang diserahkan-Nya kepada bangsa Israel.
Bahwa tanah itu diserahkan Allah kepada Israel secara
sah diteguhkan dalam Al-Qur’an, Surah Al Maidah
5:20-21.
Namun, Israel ternyata adalah bangsa yang keras
kepala, pemberontak dan pelanggar hukum Allah di
sepanjang sejarah dan sering dimurkai Tuhan karena
dosa-dosanya.
Setelah Masa Jaya Israel dalam pemerintahan Saul,
Daud dan Solomon terjadi perpecahan sehingga muncul
dua Kerajaan di Israel sekitar tahun 922sM. Sepuluh
suku di bagian utara Israel yang disebut Bani Israel ,
berpisah dari dua suku di bagian selatan Israel yang
disebut Bani Yehuda . Perpecahan dalam bangsa Israel
ini membuat dilema bagi Bani Israel karena pusat
ibadah dan Bait Suci ada di Yerusalem di daerah Bani
Yehuda. Oleh sebab itu Bani Israel membuat pusat
ibadah baru di Dan di bagian utara.
Penolakan Bani Israel atas perintah-perintah Allah
mengakibatkan Bani Israel diserahkan ke tangan
Kerajaan Asyur sekitar tahun 722sM sehingga Bani
Israel sampai sekarang lenyap terhilang sebagai
kerajaan terpisah sesuai dengan nubuatan-nubatan
Firman Tuhan dan akan dipulihkan dalam Kerajaan
”Daud” atau Bani Yehuda (Yehz 37; Amos 9).
Bani Yehuda tidak kelihangan identitasnya sebagai
”Israel” dan hanya masuk ke dalam perhambaan Babel
selama 70 tahun dari zaman Nebukadnezar sampai
zaman Koresy.
Nubuatan Daniel (Dan.2) menyatakan bahwa akan ada
lima kerajaan yang akan berkuasa dan mempengaruhi
sejarah Timur Tengah, yaitu Kerajaan Babel, Kerajaan
Medi-Farsi, Kerajaan Yunani, Kerajaan Roma dan
Kerajaan Allah yaitu, “Allah semesta langit akan
mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa
sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan
beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan
meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi
kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya,”
Dan.2:44.
Persis seperti dinubuatkan Daniel, dan juga Yesaya,
Yehezkiel dan Yeremia, Allah yang mengangkat dan
menurunkan bangsa-bangsa dan raja-raja, telah
menguasai sejarah, melakukan penghukuman-Nya dan
mempersiapkan Wilayah Palestina-Israel untuk peristiwa
yang terajaib dalam sejarah, yaitu lahirnya Mesias, yang
akan mengubah sejarah dunia.
Maka jelaslah, bahwa Wilayah Palestina-Israel adalah
tanah milik Allah dan dia berhak memberikannya kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya. Mengapakah Israel
tidak pernah diizinkan hidup dengan tenang dan damai
di wilayah itu sepanjang sejarah dan apakah Tuhan
dapat mencabut hak-Nya yang sudah diberikan-Nya ke
Israel? Kita harus bertanya lagi, siapakah yang
sebenarnya berhak atas wilayah itu? Siapakah yang
berkuasa untuk menentukan sejarahnya dan apa
Kerajaan Allah ini yang dikatakan “kekuasaan tidak akan
beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan
meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi
kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya”?
Pemahaman hal-hal ini dapat saja mengubah dan
membentuk pandangan kita tentang Timur Tengah dan
berbagai nubuatan Firman Tuhan tentang peristiwa-
peristiwa yang akan terjadi di wilayah itu di akhir
zaman. Edisi berikut kita akan membahas kedatangan
Kerajaan Allah di wilayah Palestina-Israel di zaman
Yesus dan implikasinya untuk kita semua.
Artikel 3: Palestina di Zaman Romawi
Zaman Roma-Byzantin (63 sM-638M)
Selama hampir tujuh abad antara 63 sM dan 638 M,
wilayah Palestina terjepit di antara dua kerajaan besar
yaitu antara Kerajaan Farsi dan Kerajaan Roma/
Byzantin.
Menurut ahli sejarah Timur Tengah, Bernard Lewis,
persaingan antara Farsi dan Roma-Byzantin, menjadi
hal utama dalam percaturan politik di kawasan itu
sampai kebangkitan Khilafah Islam, yang
menghancurkan Kerajaan Farsi dan sangat melemahkan
Kerajaan Roma-Bizantin sehingga terpukul mundur dari
Timur Tengah.
Roma Berkuasa
Pada tahun 63 sM tentara Roma yang dipimpin Jenderal
Pompey telah memasuki dan menguasai wilayah
Palestina sehingga Kaisar Julius berkuasa dari Roma ke
Palestina bahkan di Mesir. Kuasa Kerajaan Roma telah
meluas dan bertambah sehingga pada tahun 37 sM
Herodes Agung diangkat menjadi raja jajahan Roma itu.
Raja Herod telah memerintah atas seluruh Palestina
dari tahun 37 sM sampai tahun kelahiran Yesus, 4 sM.
Dalam pemerintahan Romawi, Yerusalem bertambah
besar ke arah utara. Proyek pembangunannya termasuk
Tembok Kedua, Kaabah Herodes, Benteng Antonia dan
Menara Daud. Juga didirikan istana-istana dan gedung
umum seperti pasar, toko dan teater. Walaupun Tanah
Palestina dikuasai oleh Kerajaan Roma, Bait Suci
dibangun kembali lebih besar dan lebih megah daripada
Bait Suci di zaman Salomo.
Setelah Israel mengalami masa perhambaan Asyur,
Babel, Mesir, Media-Farsi dan Yunani, kini giliran Roma
menjajah wilayah Israel-Palestina dan ternyata ini
menjadi masa pahit bagi Israel yang tidak lama
kemudian mengalami penghancuran dan penyingkiran ke
berbagai bangsa lain.
Yesus dan Kerajaan Allah
Pada zaman Kerajaan Roma inilah Yesus lahir.
Yesus
telah hidup di wilayah Israel-Palestina dari tahun 4 sM
sampai tahun 30 M. Dia lahir pada waktu Kaisar
Agustus mengeluarkan suatu perintah sensus yaitu
pendaftaran semua orang di seluruh dunia. Ini terjadi
juga pada waktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
Luk 2:1-2.
Mendahului pelayanan Yesus, Yohanes Pembaptis telah
mulai memberitakan Kerajaan Allah pada tahun ke-15
Kaisar Tiberius. Pada waktu itu Pontius Pilatus menjadi
wali negeri Yudea, dan Herodes Antipas menjadi raja
wilayah Galilea, Luk 3:1. Pontius Pilatus yang kemudian
memimpin pengadilan terhadap Yesus dan
memerintahkan agar Dia disalibkan (Mark 15:1-15; Mat
27:2, 11-26; Luk 23:1-25; Yoh 18:28--19:31; Kis 3:13;
4:27; 13:28; 1Tim 6:13).
Sebelum Yesus disalibkan ada pemberontak-
pemberontak Yahudi yang melawan pemerintahan
Roma. Ada yang mengklaim diri ”Mesias”. Jadi waktu
Yesus disebut ”Mesias” juga Dia hanya dianggap
sebagai salah satu pemberontak seperti yang lain
sebelumnya dan agar menjamin penguasa Romawi
memutuskan untuk menghukum mati Yesus, para imam,
ahli Taurat, Farisi dan Saduki mengemukakan bahwa
Yesus telah mengklaim dirinya ”Raja” dan dengan
demikian musuh Roma. Maka Yesus disalibkan sebagai
seorang penjahat dan pemberontak terhadap otoritas
Roma.
Penghancuran Bait Suci dan Kota Yerusalem
Ketidak senangan Israel dengan Kerajaan Roma makin
lama makin nyata sehingga hukuman Roma makin keras
dan orang Yahudi makin ditindas. Akhirnya
pemberontakan orang Yahudi, yang dipimpin kaum
Zelot, terjadi pada 66 M dan mereka mengusir penguasa
Roma dan memerintah di Yerusalem sampai tanggal 9
bulan Av 70 M.
Demi menyelamatkan bangsa Israel, umat Yahudi telah
mempersembahkan ratusan ribu hewan sebagai korban
kepada Tuhan dengan mengharapkan keselamatan dari
Allah tetapi perbuatan itu akan sia-sia:
1.Karena Yesus telah menyatakan Bait Suci, yang dulu
disebut ”Rumah Bapa-Ku”, Yoh 2:13-17, bukan lagi
milik Allah tetapi milik Yahudi ”rumahmu” yang akan
ditinggalkan sunyi senyap. Waktu Yesus keluar dari Bait
Suci ternyata hadirat Allah pun keluar, Mat 23:37-24:1.
2.Waktu Yesus disalibkan, tirai Bait Suci dirobek dari
atas ke bawah. Bapa telah merobeknya untuk
menunjukkan kepada semua orang bahwa hadirat Allah
tidak ada di dalam gedung Bait Suci, Mat 27:51.
3.Yesus bernubuat bahwa Bait Suci itu akan
dihancurkan dan tidak akan tertinggal satu batu di atas
yang lain. Ini akan mengekspos bahwa hadirat Allah
tidak ada lagi di Bait Suci jasmani tetapi hadirat Allah
sekarang ada di dalam Bait Suci rohani, Luk 21:5-6;
21:20-24;1Kor 3:16 ; Ibr.9:24 ;Why 11:19.
Pada tahun 70 M, Yerusalem dibumihanguskan oleh
tentara Roma di bawah pimpinan Jenderal Titus, yang
atas perintah Kaisar Vespanianus, mengalahkan
pemberontakan itu dan menghancurkan dan membakar
seluruh Yerusalem dan Bait Suci sampai tersisa hanya
sebagian tembok barat Bait Suci, yang kini terkenal
sebagai Tembok Ratapan. Menurut ahli Talmud,
Bamidbar Rabah, orang Yahudi sampai masa kini, tetap
percaya ada Hadirat Allah (shekinah) di sana, dan
Tembok Barat itu tetap menjadi tempat paling kudus
bagi penyembahan Yahudi di Yerusalem. Lebih dari
sejuta orang Yahudi atau 25% populasi tewas dalam
peperangan itu dan 10% dijadikan budak. 50% lari
menjadi pengungsi di berbagai bangsa di Eropa dan di
Timur Tengah dan hanya 10-15% tertinggal di wilayah
Palestina.
Pada waktu penghancuran Yerusalem itu umat Kristen
telah luput dan terpelihara karena mereka telah
mentaati nasihat dan nubuat Yesus tentang serangan
dan pembinasaan yang akan terjadi atas Yerusalem,
Mat 24:15-20; Luk 21:20-24.
Masada
Pemberontakan Israel dilanjutkan sampai terjadi tragedi
di sebuah bukit di bagian padang pasir Yudea dekat
Laut Mati yang disebut Masada.
Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Roma di abad
pertama, Masada dibangun sebagai benteng pertahanan
oleh Raja Herodes Agung namun kaum Zelot Yahudi,
yang dipimpin Eleazar ben Simon berhasil mengalahkan
tentara Roma di Masada sehingga menguasainya dari
tahun 68 M. Pada tahun 70 M, beberapa Zelot dan
orang Yahudi lainnya yang telah lari dari penghancuran
Yerusalem telah berkumpul di Masada.
Lalu pada tahun 72 M, Gubernor Yudea Romawi Lucius
Flavius Silva menyerang Masada dan mengalahkannya
pada tanggal 16 April tahun 73 M. Daripada ditangkap
dan menjadi budak, semua orang Yahudi di Masada
telah bunuh diri. Maka berakhir pulalah Negara Yahudi II
dan mayoritas besar orang Yahudi menjadi diaspora
yang dicerai-beraikan di antara bangsa-bangsa
menggenapi berbagai nubuatan Firman Tuhan, Luk
21:24; Ul. 28:64-67; Im 26:21-42.
Kaisar Hadrian
Pada tahun 118 M, Hadrian menjadi Kaisar Roma dan
dialah Kaisar yang pertama yang toleran kepada orang
Yahudi. Dia memberi izin untuk orang Yahudi kembali
ke Yerusalem dan membangun Bait Suci. Mereka
membuat persiapan membangun kembali kaabah itu,
namun Hadrian tiba-tiba menarik izinnya dan menyuruh
mereka membangun di tempat lain. Dia juga mulai
mengusir orang Yahudi ke Afrika Utara.
Sesudah Hadrian meninggalkan Yerusalem, pada tahun
132-135 M pemberontakan Bar-Kokhba terjadi. Pada
waktu itu masih ada kira-kira 6 juta orang Yahudi yang
tinggal di daerah Kekaisaran Roma tetapi hanya 40%
yang masih tinggal di Israel. Orang Yahudi yang masih
belum mengungsi dari Israel ini mulai memberontak.
Selama pemberontakan, orang Yahudi merebut banyak
tanah tetapi akhirnya mereka dikalahkan dalam perang
Bethar.
Pemberontakan Bar-Kokhba
Di bawah kepemimpinan Shimon Bar-Kokhba, orang
Yahudi telah merebut 50 benteng di Palestina dan 985
kota dan desa, termasuk Jerusalem, dari tangan
Kerajaan Roma. Mereka mencetak uang logam dengan
perkataan “Kemerdekaan bagi Israel” ditulis dalam
bahasa Ibrani. Bar Kokhba berhasil mengusir Roma dari
Yerusalem dan Israel dan mendirikan negara Yahudi
tetapi hanya untuk waktu yang sangat singkat saja.
Kemudian datang tentara Roma besar dari Mesir,
Inggris, Siria dan lain tempat. Dengan demikian orang
Yahudi dikalahkan dan diusir. Sejarahwan Romawi, Dio
Cassius, berkata bahwa 580,000 orang Yahudi dibunuh
dalam perang itu dan banyak orang lain mati karena
kelaparan, penyakit dan api.
Sesudah perang Bethar, orang Yahudi sudah kehilangan
kemerdekaan. Banyak dijual sebagai budak dan dibawa
ke Mesir. Kota dan desa Yudea tidak dibangun kembali.
Nama Yerusalem menjadi Aelia Capitolina dan orang
Yahudi dilarang tinggal di situ. Mereka hanya diizinkan
masuk Yerusalem sekali setahun pada tanggal 9 bulan
Av untuk meratapi kekalahannya. Nama Yudea diubah
oleh Hadrian menjadi Siria Palestina. Hadrian melarang
pelajaran Torah, Sabat, sunat, pengadilan Yahudi,
pertemuan di sinagog dan ibadah lain. Beberapa orang
menjadi syahid termasuk Rabbi Akiva dan Asara Harugei
Malchut (sepuluh orang yang mati syahid). Zaman
aniaya itu atas orang-orang Yahdi telah jalan terus
sampai tahun 138 sM.
Bukan hanya orang Yahudi yang dilarang masuk
Yerusalem, yang beragama Kristen juga dilarang. Untuk
pertama kali dalam 1000 tahun, sejak Raja Daud
menguasai Yerusalem, kota Yerusalem kosong dari
orang Yahudi.
Zaman Konstantin dan Byzantin
Pada tahun 324 M Konstantin menjadi pemimpin seluruh
Kerajaan Roma. Karenanya Kekristenan mengalami
perubahan besar. Dari agama yang
dianiaya, Kristen menjadi agama yang sah, bahkan
agama kekaisaran Romawi. Dampaknya besar di
Yerusalem. Gereja-gereja mulai dibangun di tempat
sakral di Yerusalem dan Israel dan banyak orang
berziarah ke sana. Kota Yerusalem sendiri bertumbuh
besar dan menjadi pusat agama Kristen. Ratu Helena
membangun gereja-gereja besar di tempat penyaliban,
penguburan dan kebangkitan Yesus. Yerusalem
ditransformasin menjadi kota Kristen yang besar dan
menarik banyak pengunjung dari seluruh Kerajaan
Romawi.
Pada tahun 438 M Ratu Eudocia mengizinkan orang
Yahudi kembali lagi ke Yerusalem. Eudocia
membesarkan Yerusalem ke sebelah selatan. Dia juga
bangun beberapa gereja, rumah sakit, rumah jompoh
dan lain-lain.
Zaman Farsi dan Arab mulai menguasai Wilayah
Palestina
Pada tahun 614 M Yerusalem dikuasai orang Farsi di
bawah pimpin Chosroes. Ribuan penduduk dibunuh.
Banyak gereja dihancurkan dan kerampasan dan
pencurian terjadi. Yang disakralkan sebagai Salib Yesus
dicuri tetapi pada tahun 628 M, Kaisar Heraclius
mengembalikan pemerintahan Byzantium dan Salib pun
dikembalikan ke tempatnya.
Tetapi sepuluh tahun kemudian pada 638 M, Yerusalem
diserang oleh tentara Arab yang dipimpin oleh Umar,
Khalif Islam yang pertama, lalu wilayah Palestina-Israel
berada di bawah pemerintahan Khilafah Islam.
Ternyata kedatangan Mesias dan Kerajaan Allah tidak
membawa Israel berkuasa sebagai bangsa dan negara.
Namun demikian, sepanjang zaman, sejak 1500 sM
sampai zaman Khilafah Islam pada tahun 638 M,
bahkan sampai sekarang, tak pernah wilayah Israel-
Palestina kosong dari orang Yahudi . Sepanjang zaman
itu jutaan orang Yahudi yang tinggal di Timur Tengah
( Mesir, Siria, Afrika Utara, Arab Saudi dll). Walaupun
pada zaman Khilafah Islam jumlah orang Yahudi yang
tinggal di wilayah Palestina telah turun sampai 100.000
orang, namun wilayah itu kini sudah 3500 tahun tanpa
putus berpenduduk orang-orang Israel .
Artikel berikut akan melihat wilayah Palestina selama
zaman Arab dari 638 M, zaman Perang Salib bahkan
sampai Perang Dunia Pertama dan hancurnya Khilafah
Ottoman pada tahun 1917.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar